Pengembangan Internet For Kids

Mengenalkan Komputer dan Internet secara Sehat kepada Anak-anak
Kilas Balik Pengembangan IFK

Inspirasi pengembangan IFK berawal dari bincang-bincang informal selepas jam kerja di beranda kantor Yayasan Pattiro Surakarta antara Andy MSE (http://andy.web.id, yang saat itu masih menjadi pegiat yayasan), Setyo Dwi Herwanto (http://setyodh.wordpress.com), dan beberapa pegiat yayasan tersebut di pertengahan tahun 2007. Pada saat itu kebetulan sedang masa tahun ajaran baru dimana di Surakarta sedang diselenggarakan PSB Online (Penerimaan Siswa Baru) untuk SMP dan SMA.Didasari anggapan bahwa akses internet belum merata dijangkau semua kalangan masyarakat, Yayasan Pattiro Surakarta yang kebetulan sudah memiliki akses internet cepat, tergerak untuk membantu masyarakat sekitar dengan menyelenggarakan pos pemantauan PSB Online di kantor yayasan. Sayangnya, hal itu tidak banyak membantu.
Ada dua kritik terhadap penyelenggaraan PSB Online tersebut, yang pertama mengenai servernya yang sering down dan tidak bisa diakses. Yang ke dua berkaitan dengan ketersediaan dan kemampuan akses dari pengguna PSB Online dalam hal ini adalah calon siswa dan orang tua calon siswa yang mendaftar sekolah dan ingin memantau perkembangan jurnal PSB melalui internet.
Alhasil, karena kendala akses baik dari sisi server maupun dari sisi ketersediaan akses internet, PSB Online di Surakarta pada saat itu dapat dikatakan tidak banyak membantu karena calon siswa dan orang tua calon siswa lebih memilih secara langsung memantau di sekolah-sekolah tempat pendaftaran.
Temuan-temuan selama masa PSB khususnya mengenai ketersediaan akses internet menimbulkan inspirasi baru untuk menyediakan akses internet gratis untuk anak-anak sekolah.
Pengembangan IFK yang pertama kali menghabiskan dana sejumlah Rp6.000.000 (enam juta rupiah) berasal dari bantuan yang disalurkan melalui Yayasan Pattiro Jakarta yang menyumbangkan dana sejumlah Rp3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah). Kekurangan dananya dicukupi dari kas Yayasan Pattiro Surakarta. Dana tersebut digunakan untuk pembelian peralatan dan persiapan tempat. Beberapa peralatan merupakan sumbangan dari berbagai pihak, sedangkan akses internet dan listrik menumpang di kantor Yayasan Pattiro Surakarta.
Fasilitas yang ada di IFK yang pertama dikembangkan ini sangat sederhana. Hanya ada dua unit komputer bekas yang terhubung ke internet serta buku-buku dan majalah tentang komputer dan internet sumbangan dari berbagai pihak.
Menyusul pengembangan IFK di Surakarta ini, dikembangkan pula IFK di Kendal dan Purworejo dengan pola yang sama. Namun sayang sekali IFK di Surakarta hanya bertahan selama satu tahun, sedangkan di tempat lain bertahan beberapa bulan saja. Kegagalan ini dikarenakan tidak adanya pihak yang bisa mengelola kegiatan ini dalam jangka panjang dengan menanggung beban operasional IFK. Hal ini mendorong untuk dilakukan pengembangan IFK dengan pola yang berbeda yang lebih menjamin keberlanjutan.
Mengapa Anak Sekolah?
Sasaran IFK dikhususkan anak-anak sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) di yang diterima di sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Tidak semua anak-anak sekolah (khususnya dari kalangan bawah) dapat melakukan praktek di rumah, apalagi praktek berinternet. Di sekolah pun belum semua mempunyai kecukupan peralatan komputer yang bisa digunakan oleh siswanya.
Bilamana anak-anak berkomputer dan berinternet di warnet (warung internet), juga tidak menjamin keamanan untuk tidak mengakses situs tidak baik. Maraknya HP yang bisa digunakan untuk berinternet masih saja tidak mencukupi baik dari segi ketersediaan akses yang masih cukup mahal, serta keamanan akses dimana seringkali masih dijumpai situs-situs untuk mencari game-game yang disukai yang disusupi iklan porno.
IFK tidak memberi solusi, ini hanyalah sebuah langkah kecil yang hampir-hampir tidak terasa namun berusaha memberikan sebaik-baik manfaat bagi anak-anak sekolah khususnya di sekitar tempat IFK berada yang pengembangannya diprioritaskan di pinggiran kota dan di pedesaan.
Mengapa menggunakan Linux?
Pada awal pengembangan IFK, semula akan menggunakan operating system dan aplikasi-aplikasi berbasis Microsoft. Hal ini karena dianggap lebih dikenal oleh kalangan luas. Akan tetapi karena IFK adalah kegiatan sosial yang bernuansa pendidikan, sama sekali tidak akan menggunakan operating system dan software bajakan. Mahalnya operating system dan software tentu saja menimbulkan pembengkakan biaya, oleh karena digunakanlah FOSS (Free Operating System & Software) dalam hal ini adalah Linux.
Setelah beberapa waktu berjalan dan dilakukan evaluasi, tidak ditemukan kendala berarti mengenai penggunaan FOSS.
Fasilitas baku di IFK:
  1. Diberikan bimbingan menggunakan komputer secara umum, bimbingan menggunakan internet dengan sehat, dan bimbingan menggunakan Linux, dan lain sebagainya tergantung kebutuhan pengguna.
  2. Tersedia komputer dengan akses internet berkecepatan cukup dengan jumlah maksimal 10 unit di setiap IFK (disarankan setidaknya 3 unit). Berdasarkan pengalaman pengelolaan IFK, jumlah komputer idealnya antara 5 sampai 7 unit. Bilaman terlalu banyak, maka pemberian bimbingan kepada pengguna IFK akan terabaikan.
  3. Setidaknya disediakan 3 jam di setiap hari operasi, dimana anak-anak sekolah dapat menggunakan komputer dan berinternet tanpa dipungut biaya, cukup dengan menunjukkan kartu pengenal sekolah, bila tidak ada, cukup dicatat nama dan asal sekolah. Jam operasi ini disarankan antara jam 2 siang sampai jam 7 malam agar tidak mengganggu kegiatan belajar anak-anak sekolah.
Layout baku:
Pada awalnya, IFK bisa ditempatkan di dalam maupun di luar ruangan. Namun pada perkembangan selanjutnya, lebih disarankan ditempatkan di dalam ruangan karena mempertimbangkan aspek keamanan. Walaupun demikian, ada layout atau tata ruang baku yang dikembangkan di IFK sebagai bagian dari pengawasan kasat mata terhadap apa yang dilakukan pengguna IFK sehingga mereka tidak tergoda untuk mengakses situs tidak baik, juga tidak menggunakan fasilitas IFK untuk hal-hal yang tidak baik. Tata ruang baku tersebut adalah:
  • Monitor atau layar komputer tidak menghadap ke dinding.
  • Bilamana tidak menyediakan tempat duduk dimana pengguna duduk di lantai atau lesehan saja, monitor bisa dihadapkan ke dinding (pengguna bisa bersandar pada dinding) namun tidak ada dinding pembatas di bagian depan.
  • Sekat antar pengguna bisa digunakan, bisa pula tidak perlu menggunakan sekat.
Tata Tertib dan Etika pengguna IFK:
  • Penggunaan komputer hanya diperkenankan untuk mengakses situs-situs yang baik, mencari informasi, belajar, bermain (games), juga berinteraksi dengan pengguna internet lain melalui sosial media, dan lain sebagainya.
  • Dilarang mengakses situs-situs tidak baik yang berkaitan dengan pornografi, judi, dan lain sebagainya.
  • Dilarang merokok di IFK (karena IFK pada dasarnya ditujukan untuk anak-anak).
  • Diperkenankan menggunakan satu komputer untuk beberapa pengguna sekaligus.
Di IFK juga dikembangkan etika yang mendorong para pengguna untuk saling belajar, yang sudah mahir tidak segan mengajari yang belum bisa. Karena jumlah komputer sangat terbatas, masing-masing pengguna diharapkan saling bertoleransi terhadap pengguna lain dengan cara menggunakan komputer secukup kebutuhan saja. Bilamana memungkinkan, satu unit komputer bisa dipergunakan beramai-ramai.
Pengembangan dan Strategi Keberlanjutan
Pola awal pengembangan IFK yang bersifat menumpang baik akses internet maupun listrik serta kepengelolaannya, membuat keberadaan IFK generasi awal mengalami kegagalan. Antusiasme pengguna IFK di beberapa tempat yang telah berhasil dikembangkan tidak diimbangi oleh kemampuan untuk memenuhi biaya-biaya operasional. Kegagalan ini mendorong untuk mengembangkan IFK dengan pola yang berbeda sehingga keberlanjutan IFK tidak semata-mata bergantung pada pihak tertentu melainkan bisa mandiri.
Setelah vakum beberapa waktu, pada pertengahan tahun ini (2010) dimulai lagi pengembangan IFK dengan pola warnet namun tetap mengedepankan aspek sosial sebagaimana berikut ini:
  1. Tempat penyelenggaraan IFK bisa menumpang di rumah warga maupun di komunitas atau di lembaga pemerintahan misalnya di lingkungan kantor kelurahan, balai desa, balai RW, bisa juga di kantor LSM, kantor perusahaan, dan lain sebagainya yang pada dasarnya tidak menimbulkan biaya sewa tempat.
  2. IFK beroperasi sehari penuh bahkan sampai 24 jam tergantung kemampuan pengelola karena IFK juga harus memperoleh pendapatan untuk memenuhi biaya operasional.
  3. Ada jam layanan tanpa dipungut biaya atau gratis sesuai dengan standar fasilitas IFK yang diperuntukkan anak-anak sekolah.
  4. Pengadaan peralatan dan akses internet bisa berasal dari sumbangan maupun dari investasi, bisa berupa peralatan baru maupun peralatan bekas pakai yang dengan kondisi baik dan layak pakai.
  5. Pendapatan yang diperoleh dari warnet IFK digunakan untuk operasional serta pengembangan selanjutnya (misalnya pembaruan peralatan) agar IFK dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.
Prioritas penggunaan dana dari hasil pendapatan warnet IFK digunakan untuk:
  • Prioritas pertama, pendapatan digunakan untuk memenuhi biaya operasional meliputi biaya akses internet dan listrik serta biaya-biaya lain misalnya ATK, biaya perawatan peralatan, serta gaji untuk karyawan IFK.
  • Prioritas kedua, bilamana ada saldo pendapatan akan disimpan sebagai pengembalian investasi yang akan digunakan untuk memperbarui peralatan bilamana sudah terlalu uzur dan ketinggalan teknologi.
  • Prioritas ketiga, saldo yang masih tersisa dari penggunaan prioritas pertama dan kedua diperuntukkan pengelola, baik untuk digunakan sendiri sebagai imbal balik penyediaan layanan IFK maupun untuk digulirkan untuk mengembangkan IFK di tempat lain.
Rencananya, pada tahun 2010 ini, IFK akan akan kembali dikembangkan di tiga tempat, yaitu di Kartasura, Sukoharjo, di Limbangan, Kendal, dan di Sleman, Yogyakarta, namun yang sudah mempunyai cukup kesiapan adalah di Kartasura, Sukoharjo dan di Limbangan, Kendal.
IFK di Sukoharjo, rencananya bertempat di Desa Gumpang RT 02C/003, Kartasura, Sukoharjo, yang akan dikelola oleh Nur Chayati (http://bunoor.blogspot.com), sedangkan di Kendal rencananya bertempat di Desa Limbangan RT 03/03, Kendal yang akan dikelola pegiat Persyarikatan Sekolah Rakyat (http://sekorakyat.org).
Biaya Pengembangan IFK dan Kelayakan Usaha Warnet IFK
Asumsi: 1 Unit IFK dengan 6 unit komputer client dan satu komputer server, menggunakan akses internet Speedy.
Dengan asumsi kebutuhan dan pendapatan seperti pada tabel di atas, investasi akan dapat dikembalikan penuh dalam jangka waktu 21 bulan dan digunakan untuk memperbarui peralatan. Bilamana diperkirakan peralatan-peralatan di IFK bisa digunakan optimal selama 2.5 tahun (30 bulan), maka ada tenggang waktu 9 bulan dimana saldo pendapatan warnet IFK bisa dialokasikan untuk pengelola IFK sebagai jasa pengelolaan dan sebagian juga digulirkan untuk pengembangan IFK di tempat lain.
Kebutuhan untuk pengembangan IFK sebagaimana tercantum di atas, diasumsikan semua peralatan diperoleh melalui pembelian. Tentunya bila sebagian peralatan merupakan hasil sumbangan, kebutuhan bisa ditekan sehingga peruntukan saldo pendapatan bisa dialokasikan lebih cepat untuk pengembalian investasi, jasa pengelola, maupun pengguliran pengembangan IFK di tempat lain.
---------
Donasi:
Internet For Kids ini tidak mempermasalahkan ide genuine atau tidak. Semua kegiatan yang diselenggarakan semata-mata ditujukan untuk membantu anak-anak terutama di tempat-tempat yang masih membutuhkan terutama di pinggiran kota dan di pedesaan. Siapapun bisa mengembangkan kegiatan serupa baik dengan pola yang sama maupun dengan inovasi yang berbeda.
Namun, bilamana berkenan membantu pengembangan Internet For Kids yang telah dirintis selama ini, sumbangan dapat dialamatkan ke:
  • Persyarikatan Sekolah Rakyat, Limbangan Kendal. d/a Kantor Pos Kec. Limbangan, Kab. Kendal 51383 attn Andy MSE / Solichun Firmansyah
  • Suhaimi Andy Muryanto, Jl Pinang No 4, Tegalmulyo RT 02C/003, Desa Gumpang, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo 57169.
  • Rekening BNI Cab Slamet Riyadi Solo, No. rek.: 0147793740 atas nama Suhaimi Andy Muryanto.
Sumbangan dapat berupa uang maupun material yang dibutuhkan untuk mengembangkan IFK baik baru maupun bekas meliputi komputer baru/bekas, laptop baru/bekas, peralatan-peralatan lain misalnya switch, router, modem, kabel-kabel, perabotan, dan lain sebagainya.
Publikasi:

2.http://andy.web.id/internet- for-kids-dan-kampung-hotspot.php ~dipublikasikan oleh Andy MSE di blog pribadi.
3.http://andy.web.id/cewek-ifk.php ~dipublikasikan oleh Andy MSE di blog pribadi.
5.http://bunoor.blogspot.com/2008/05/buku-untuk-diki.html ~dipublikasikan oleh Nurchayati di blog pribadi.
6.http://bunoor.blogspot.com/2009/12/internet-for-moms.html ~dipublikasikan oleh Nurchayati di blog pribadi.
Tentang Pengembang IFK:
Nama: Suhaimi Andy Muryanto
Panggilan: Andy MSE
Tempat, tanggal lahir: Kendal, 21 Agustus 1969.
Status Marital: Menikah
Domisili: Kartasura, Sukoharjo
Kontak: 081228726117
· Twitter @andymse
· http://www.facebook.com/andymse
Email:

0 Comment:

Posting Komentar

nek arep komentar ndang ditulis cepet!